Maarten Haijer, sekretaris jenderal Asosiasi Permainan dan Taruhan Eropa (EGBA), percaya bahwa bukanlah peran organisasi tersebut untuk mengubah persepsi publik tentang perjudian.
“Saya pikir kita tidak bisa mengatasi sikap negatif masyarakat terhadap perjudian. Saya pikir itu jauh di luar jangkauan kami,” katanya.
Haijer menyampaikan pernyataan tersebut pada Simposium NEXT.io RG di Malta kemarin (11 November), yang berfokus pada berbagai aspek perjudian yang bertanggung jawab.
Haijer menekankan bahwa EGBA bekerja sama dengan regulator untuk meningkatkan citra industri di kalangan pembuat kebijakan.
Dia menyatakan bahwa asosiasi perdagangan memikirkan regulator dan legislator ketika berkomunikasi tentang industri perjudian yang bertanggung jawab dan inisiatif keberlanjutan yang lebih luas.
Namun, ketika bercermin pada persepsi masyarakat yang lebih luas, Haijer mengakui tantangan untuk mengubah pandangan yang sudah mendarah daging.
“Sangat sulit mengubah opini publik. Kami tidak bisa menjadi game changer di sini,” katanya.
“Kami fokus pada apa yang bisa kami capai,” Haijer menjelaskan, seraya menambahkan bahwa satu artikel media yang menyoroti kelemahan industri ini dapat berdampak negatif terhadap persepsi publik.
Namun, dia menekankan pentingnya data dan diskusi berbasis bukti dalam mendorong perjudian yang lebih aman.
“Sangat penting untuk melakukan diskusi berbasis data dan bukti, baik di dalam industri maupun dengan pemerintah,” katanya.
“Sayangnya, hal ini sering kali kurang dilakukan oleh kedua belah pihak. Pemerintah terkadang mengeluarkan peraturan yang hanya melayani kebutuhan politik dibandingkan kebutuhan yang berdasarkan bukti.”
Haijer menyoroti kekayaan informasi yang dimiliki industri ini, khususnya mengenai efektivitas langkah-langkah perlindungan konsumen.
“Sebagai sebuah industri, kami memiliki banyak informasi, terutama seputar keberhasilan berbagai langkah perlindungan konsumen.
Dia mengatakan ini adalah “emas” bagi industri ketika berinteraksi dengan regulator karena industri ini dapat menunjukkan, dengan data nyata, dampak dari tindakan tertentu.
“Lingkaran setan”
Sementara itu, direktur KPMG dan pemimpin game Russell Mifsud tidak setuju dengan Haijer mengenai kemampuan industri untuk mengubah opini publik.
Mifsud membahas “lingkaran setan” yang mempengaruhi industri perjudian, dengan mencatat meningkatnya tekanan terhadap margin keuntungan operator dan meningkatnya prevalensi perjudian yang tidak diatur.
“Margin sedang diperkecil, dan kami melihat pasar gelap tumbuh pesat,” katanya.
Dia merujuk pada berita utama baru-baru ini, seperti laporan yang menghubungkan perjudian dengan sejumlah besar kasus bunuh diri, yang menambah kesengsaraan reputasi industri ini.
“Industri perlu menemukan cara untuk mengubah narasi tersebut,” tegas Mifsud.
Dia menyoroti dampak siklis dari pemberitaan buruk terhadap perjudian, di mana berita negatif memaksa politisi untuk mengambil tindakan, yang sering kali mengakibatkan tekanan peraturan tambahan.
Langkah-langkah ini, meskipun bertujuan baik, dapat mendorong operator berlisensi keluar dari pasar, dan secara tidak sengaja memperkuat pasar gelap.
“Yang diuntungkan saat ini sebagian besar beroperasi di pasar gelap,” ujarnya.
Mifsud percaya bahwa pendekatan yang lebih terpadu antar pemangku kepentingan – termasuk regulator, pemasok, mitra, pelanggan, karyawan, dan media – dapat membantu industri mengatasi tantangan ini.
Ia menunjuk industri alkohol sebagai model yang berhasil bersatu untuk mengelola reputasinya secara lebih positif.
Salah satu solusinya, usulan Mifsud, terletak pada penerapan prinsip-prinsip ESG.
Menurutnya, ESG memberikan peluang bagi industri untuk merefleksikan dampak kolektifnya dan mengintegrasikan strategi berkelanjutan secara transparan.
Dengan menetapkan tujuan yang jelas dan terukur serta terbuka tentang kemajuan mereka, perusahaan perjudian dapat menumbuhkan kepercayaan dan menunjukkan komitmen terhadap praktik etis, sarannya.
Meskipun Mifsud mengakui kompleksitas tugas tersebut, ia menggarisbawahi pentingnya ESG dalam “menanamkan kepercayaan” dan secara aktif mengelola tanggung jawab sosial dan lingkungan.